Manggaleh Ubek

 

 

Barakik-rakik ka hulu baranang ranang ka tapian basakik sakik dahulu barsanang sanang kamudian..

 

Cukup! cukup!

ya!

Pelan-pelan saja ya, biar lambat asal selamat, tidak lari gunung dikejar, alon-alon asal kelakon.

Ya!

Anak-anak duduk!

Duduk!

Bagus!

Sebagai putra bangsa yang punya adat sopan santun, harus pandai menghargai orang tua

duduk yang tenang, ya begitu!

 

Bismillahirahmanirahim

Bapak-bapak saudara-saudara adek-adek sekalian, tadi kami telah hibur anda dengan permainan musik campuran. Kenapa kami bawakan kesenian campuran? Kenapa dia punya syair sumatera dia punya irama jawa?

Itu menunjukkan kesatuan nasional. Kita bernaung dibawah garuda pancasila lambang negara republik indonesia.

Ya!

Sebentar lagi kami akan hibur saudara dengan irama sulawesi dalam bahasa kalimantan, lagu ambon dalam kata-kata irian, lagu daerah lampung berbahasa bali.

Sabar pak!

Kami telah kunjungi seluruh pelosok Nusantara, sejak dari sorong timur Irian Jaya sampai banda Aceh diujung barat di Sumatera sana. Tidak lain kedatangan kami adalah untuk memperkenalkan kebudayaan leluhur nenek moyang kita

Budaya yang mana itu bung?

Yaitu permainan debus!

Continue reading “Manggaleh Ubek”